Selasa, 29 Desember 2015




“Jalanmu adalah pilihan yang terbaik. Kamu harus berbangga hati atas pilihan itu, Ingat, seruang di rumah gadang ini tetaplah milikmu. Walaupun itu bukan sebuah alasan untuk membuatmu datang, kamu harus tetap menerimanya.”

MANDEH sendiri di atas tanah kaumnya. Di ranah yang mengagungkan perempuan, jalan hidupnya tak seindah untai kata pepatah-petitih. Sejak muda, Mandeh menghadapi hidup yang getir. Dalam keluarga besar, tapi bebannya tak terhilangkan. Ia menanggung tanggung jawab yang teramat besar.
Duka-gulana mengajarkan Mandeh menjadi perempuan yang kuat. Di usia tuanya, Mandeh harus menerima kesendirian di rumah gadang. Zaman telah berubah, musim ganti-berlalu, Mandeh tetap harus menjadi limpapah di rumah gadangnya. Banyak hadang, banyak cela, sengketa tanah pusaka, Mandeh harus menghadapinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar